Jumat, 27 Juli 2012

Pemakaian Energi Tak Terbarukan 96 Persen

The Use of Non Renewable Energy  (is still) 96 Percent.
JAKARTA, KOMPAS – Produksi listrik dalam negeri tidak berkelanjutan. Sebanyak 96 persen sumber energi listrik tergolong tidak terbarukan.

“Masih memanfaatkan 38 persen minyak bumi, 19 persen gas bumi, dan 19 persen batubara,” kata Asisten Deputi Pengendalian Pencemaran Pertambangan Energi dan Migas pada Kementerian Lingkungan Hidup  Sigit Reliantoro, Rabu (28/3) pada Seminar “Indonesia Menuju Kemandirian Energi Listrik secara Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan” di Universitas Kristen Indonesia (UKI), Jakarta.

Menurut Sigit, dibutuhkan perubahan perilaku untuk menjadikan sumber energi terbarukan sebagai sumber energi utama. Setiap daerah harus mengembangkan keunggulan masing-masing.
Ketua Umum Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) Harry Jaya Pahlawan menyebutkan, 10 tahun ke depan jika tanpa energi terbarukan, Indonesia menjadi importir total minyak bumi. Kurang dari 30 tahun, sumber energi hasil tambang akan habis. “Harus kembangkan energi terbarukan,” kata Harry.

Masa Depan.
Rektor UKI Maruli Gultom mengatakan, menyediakan listrik secara berkelanjutan mengacu kepada pembangunan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan masa depan  memenuhi kebutuhannya. Kebijakan mengeruk batubara, minyak, dan gas bumi sebanyak-banyaknya saat ini dinilai kebijakan yang salah.
“Elastisitas energi Indonesia 1,84 tergolong negara boros energi,” kata Maruli.

Pakar energi UKI, Atmonobudi Soebagio, menyampaikan potensi energi terbarukan sebenarnya dapat dioptimalkan melalui empat jenis, yaitu energi gelombang, energi arus bawah permukaan, serta energi dari perbedaan suhu permukaan dan dasar laut.  Energi angin juga dapat diperoleh dari pesisir dengan total garis pantai yang mencapai 104.000 kilometer.  (NAW)

Sumber:  Kompas, Kamis 29 Maret 2012, halaman 12.

Tidak ada komentar: