Sabtu, 20 Oktober 2012

Ada apa dengan Biofuel?

Hollywood Celebrity
Wacana tentang biofuel telah berkembang sejak 5 tahun terakhir, tetapi dalam berbagai hal masih perlu banyak penyempurnaan dalam penggunaannya sebagai suplesi bahan bakar.
 

Kita dapat mengikuti perkembangan selanjutnya, bahwa seringkali sebuah program berhenti di tengah jalan, dan ini mungkin saja salah satu kelemahan yang perlu di teliti kembali.

Bahan bakar hayati atau biofuel adalah setiap bahan bakar baik padatan, cairan ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik.
 

Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik atau pertanian. 

Dalam aplikasi selanjutnya, dengan berbagai tantangan dan hambatan, telah membuat terjadi stagnasi dalam upaya meningkatkan sekala produksi yang lebih besar.

Cara pembuatan 

Ada tiga cara untuk pembuatan biofuel: pembakaran limbah organik kering (seperti buangan rumah tangga, limbah industri dan pertanian); fermentasi limbah basah (seperti kotoran hewan) tanpa oksigen untuk menghasilkan biogas (mengandung hingga 60 persen metana), atau fermentasi tebu atau jagung untuk menghasilkan alkohol dan ester; dan energi dari hutan (menghasilkan kayu dari tanaman yang cepat tumbuh sebagai bahan bakar).

Proses fermentasi menghasilkan dua tipe biofuel: alkohol dan ester.
Bahan-bahan ini secara teori dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil tetapi karena kadang-kadang diperlukan perubahan besar pada mesin, biofuel biasanya dicampur dengan bahan bakar fosil.
 

Uni Eropa merencanakan 5,75 persen etanol yang dihasilkan dari gandum, bit, kentang atau jagung ditambahkan pada bahan bakar fosil pada tahun 2010 dan 20 persen pada 2020.
Sekitar seperempat bahan bakar transportasi di Brazil tahun 2002 adalah etanol.
 

Biofuel menawarkan kemungkinan memproduksi energi tanpa meningkatkan kadar karbon di atmosfer karena berbagai tanaman yang digunakan untuk memproduksi biofuel mengurangi kadar karbondioksida di atmosfer, tidak seperti bahan bakar fosil yang mengembalikan karbon yang tersimpan di bawah permukaan tanah selama jutaan tahun ke udara.
 

Dengan begitu biofuel lebih bersifat carbon neutral dan sedikit meningkatkan konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer (meski timbul keraguan apakah keuntungan ini bisa dicapai di dalam prakteknya).
 

Penggunaan biofuel mengurangi pula ketergantungan pada minyak bumi serta meningkatkan keamanan energi.

Strategi umum memproduksi biofuel. 


Strategi pertama 

Adalah menanam tanaman yang mengandung gula (tebu, bit gula, dan sorgum manis ) atau tanaman yang mengandung pati/polisakarida (jagung), lalu menggunakan fermentasi ragi untuk memproduksi etil alkohol.
 

Strategi kedua

Adalah menanam berbagai tanaman yang kadar minyak sayur/nabatinya tinggi seperti kelapa sawit, kedelai, alga, atau jathropa. 

Saat dipanaskan, maka keviskositasan minyak nabati akan berkurang dan bisa langsung dibakar di dalam mesin diesel, atau minyak nabati bisa diproses secara kimia untuk menghasilkan bahan bakar seperti biodiesel.

Kayu dan produk-produk sampingannya bisa dikonversi menjadi biofuel seperti gas kayu, metanol atau bahan bakar etanol.


Dengan berbagai pertimbangan, kemungkinan untuk suplesi bahan bakar dengan biofuel akan baik jika dilanjutkan. Tetapi, untuk upaya pembuatan biofuel pada sekala home industri tetap saja memerlukan bahan acuan untuk standard yang sudah teruji.




Sekian, Terima kasih telah membacanya!
 

Tidak ada komentar: