Biofuel
45 in the constant battle to stay slim |
Bahan bakar
hayati atau biofuel
adalah setiap bahan bakar baik padatan, cairan ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik.
Biofuel dapat
dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri,
komersial, domestik atau pertanian.
Ada tiga cara
untuk pembuatan biofuel:
1. Pembakaran limbah organik kering
(seperti buangan rumah tangga, limbah industri dan pertanian);
2. Fermentasi limbah basah
(seperti kotoran hewan) tanpa oksigen untuk menghasilkan biogas (mengandung hingga 60
persen metana),
atau fermentasi tebu
atau jagung
untuk menghasilkan alkohol dan ester; dan
3. Energi dari hutan (menghasilkan kayu
dari tanaman yang cepat tumbuh sebagai bahan bakar).
Proses
fermentasi menghasilkan dua tipe biofuel: alkohol dan ester.
Bahan-bahan ini
secara teori dapat digunakan untuk menggantikan bahan
bakar fosil tetapi karena kadang-kadang diperlukan perubahan besar pada
mesin, biofuel biasanya dicampur dengan bahan bakar fosil.
Uni Eropa merencanakan
5,75 persen etanol yang dihasilkan dari gandum, bit, kentang atau
jagung ditambahkan pada bahan bakar fosil pada tahun 2010 dan 20 persen pada
2020.
Sekitar
seperempat bahan bakar transportasi di Brazil tahun 2002
adalah etanol.
Biofuel
menawarkan kemungkinan memproduksi energi tanpa meningkatkan kadar karbon di
atmosfer karena berbagai tanaman yang digunakan untuk memproduksi biofuel
mengurangi kadar karbondioksida di atmosfer, tidak seperti bahan bakar fosil
yang mengembalikan karbon yang tersimpan di bawah permukaan tanah selama jutaan
tahun ke udara.
Dengan begitu
biofuel lebih bersifat carbon neutral dan sedikit
meningkatkan konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer (meski timbul keraguan
apakah keuntungan ini bisa dicapai di dalam prakteknya).
Penggunaan
biofuel mengurangi pula ketergantungan pada minyak bumi serta meningkatkan
keamanan energi. [1]
Ada dua
strategi umum untuk memproduksi biofuel.
1. Menanam tanaman yang mengandung gula (tebu, bit gula, dan
sorgum manis [2])
atau tanaman yang mengandung pati/polisakarida (jagung), lalu
menggunakan fermentasi ragi
untuk memproduksi etil alkohol.
2. Menanam berbagai tanaman yang kadar
minyak sayur/nabatinya tinggi seperti kelapa
sawit, kedelai,
alga, atau jathropa.
Saat
dipanaskan, maka keviskositasan minyak nabati akan berkurang dan bisa
langsung dibakar di dalam mesin diesel, atau minyak nabati bisa diproses secara
kimia untuk menghasilkan bahan bakar seperti biodiesel.
Kayu dan
produk-produk sampingannya bisa dikonversi menjadi biofuel seperti gas kayu, metanol atau bahan bakar etanol.
Sekian, Terima kasih telah membacanya!
Sumber: Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar